Senin, 04 November 2013
Sejarah Thirteen Band
Thirteen di bentuk pada pertengahan tahun 2006, Raynard dan Bobond bertemu dan ingin membuat sebuah project band yang berbeda dari yang sudah ada, dan ini lah formasi awal Thirteen itu sendiri. Adalah Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Echa (guitar), Dicky (Bass), Adit (drum), dan kemudian kita merasa butuh nuansa keys atau synth maka masuklah Rudy (Key / Synth). Awalnya bernama "Devil May Cry" tetapi karena nama tersebut merupakan nama sebuah game, jadi kita harus mencari nama lain. Dan pada saat itu lah nama kita berubah menjadi "Thirteen". Pada awal mula nya kita sering memainkan / mengcover lagu dari The Devil Wears Prada, Enter Shikari, Horse The Band, etc, maka dari itu secara tidak langsung mereka sangat mempengaruhi musik kita dalam membuat lagu walaupun masing masing personil mempunyai influence dan karakter bermain yg berbeda beda dan kita tidak membatasi masing masing personil dalam menuangkan ide membuat lagu. Seiring berjalanya waktu setelah release album perdana "It's All About Party, Music & Friendship" pada tahun 2008, Echa (guitar) keluar dari "Thirteen". Semenjak saat itu kita memutuskan untuk terus berjalan dengan formasi 5 orang, yaitu Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Dicky (bass), Rudy (keys / synth).
Pada pertengahan tahun 2009 Rudye (keys / synth) memutuskan keluar dari Thirteen dikarenakan ingin melanjutkan studi kuliah nya. Dan beberapa waktu kemudian kita menemukan 2 makhluk bumi lainya, yaitu Jodi (clean voc) yang juga vocalist dari "Define : Divine" , dan Eponk (keys / synth) "Cemetery Dance Club". Dengan formasi yang sekarang ini kita akan tetap memberikan warna musik yang berbeda, dengan tetap memasukan beberapa unsur musik seperti Metal, Post Hardcore, Emo, Screamo, Pop, Punk, Jazz, Disco, Trance, Drum & Bass, etc. Or you can called it “Whatevercore”
Sabtu, 02 November 2013
Sejarah Musik Indie
Hallo Bro/Sist .. Selamat datang di blog saya
Sebelum liat-liat tentang Thirteen Band, saya mau ngasih sedikit tentang sejarah musik indie
So, Check This Out!
Beberapa tahun belakangan ini fenomena indie demikian deras menyentak. Menyeruak dari kalangan pemusik “pinggiran”. Membuat suatu trend baru di industri musik global. Suatu pertanyaan yang akan membekas di benak kita. Sebenarnya apa makna indie, underground, D.I.Y , istilah istilah yang akrab dengan dunia musik “bawah tanah” ini.
Saat ini orang sering salah kaprah dalam menilai sebuah musik. Banyak yang menyebut-nyebut musik “underground” sebagai sebuah musik yang keras, brutal, yang hanya di dominasi oleh kelompok musik beraliran death metal, grind core, hard core atau black metal. Dan ini terus diulang-ulang yang akhirnya memberikan pengertian yang keliru.
Sekarang kita kupas sedikit demi sedikit tentang “kesalah-kaprahan” ini. Indie sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa Inggris, Independent, yang artinya merdeka, bebas, mandiri. Istilah ini kemudian oleh kalangan pemusik dipelesetkan menjadi Indie. Istilah Indie lebih merujuk pada sistem produksi yang dilakukan oleh seorang pemusik. Sebuah band atau pemusik yang membuat sendiri musiknya, merekam, kemudian, memasarkan atau mendistribusikan hasil karya musiknya tersebut, inilah yang disebut sebagai pemusik Indie. Segala sesuatu yang dilakukan oleh pemusik dari mulai proses kreatif. Membuat sampai mendistribuskan produk secara “sendiri” dan diluar jalur “mainstream” ini akhirnya disebut dengan istilah D.I.Y (Do it Yourself) . Karena dalam mendistribusikan atau memasarkan produk ini lewat “gerilya” atau jalan “bawah tanah” (karena minimnya budget terutama), maka muncullah istilah Underground.
Sebelum liat-liat tentang Thirteen Band, saya mau ngasih sedikit tentang sejarah musik indie
So, Check This Out!
Beberapa tahun belakangan ini fenomena indie demikian deras menyentak. Menyeruak dari kalangan pemusik “pinggiran”. Membuat suatu trend baru di industri musik global. Suatu pertanyaan yang akan membekas di benak kita. Sebenarnya apa makna indie, underground, D.I.Y , istilah istilah yang akrab dengan dunia musik “bawah tanah” ini.
Saat ini orang sering salah kaprah dalam menilai sebuah musik. Banyak yang menyebut-nyebut musik “underground” sebagai sebuah musik yang keras, brutal, yang hanya di dominasi oleh kelompok musik beraliran death metal, grind core, hard core atau black metal. Dan ini terus diulang-ulang yang akhirnya memberikan pengertian yang keliru.
Sekarang kita kupas sedikit demi sedikit tentang “kesalah-kaprahan” ini. Indie sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa Inggris, Independent, yang artinya merdeka, bebas, mandiri. Istilah ini kemudian oleh kalangan pemusik dipelesetkan menjadi Indie. Istilah Indie lebih merujuk pada sistem produksi yang dilakukan oleh seorang pemusik. Sebuah band atau pemusik yang membuat sendiri musiknya, merekam, kemudian, memasarkan atau mendistribusikan hasil karya musiknya tersebut, inilah yang disebut sebagai pemusik Indie. Segala sesuatu yang dilakukan oleh pemusik dari mulai proses kreatif. Membuat sampai mendistribuskan produk secara “sendiri” dan diluar jalur “mainstream” ini akhirnya disebut dengan istilah D.I.Y (Do it Yourself) . Karena dalam mendistribusikan atau memasarkan produk ini lewat “gerilya” atau jalan “bawah tanah” (karena minimnya budget terutama), maka muncullah istilah Underground.